Merangkul Generasi Milenial untuk Melek Koperasi Zaman Now

Koperasi saya sudah mengenalnya sejak duduk di bangku SD, ya saat itu taunya cuma sebagai tempat untuk memenuhi keperluan sekolah saja. Dimana harga-harga yang ada di Koperasi sekolah lebih murah jika dibandingkan harga yang ada diluar, yupp that's it!

Namun, seiring bertambahnya usia saya, pemahaman mengenai arti dari keberadaan koperasi juga semakin bertambah. Apalagi saat ini, perubahan teknologi yang demikian pesat dan tak bisa kita hindari menjadi tantangan untuk dikembangkan di era milenial sekarang ini.


Bagaimana supaya anak-anak zaman now mengenal dan lebih tertarik berkoperasi dibandingkan dengan bekerja kantoran atau menjadi pegawai negeri? So, untuk itu koperasi perlu melakukan strategi revolusi perubahan yang sistematis. Pemanfaatan sistem aplikasi online dalam tata kelola koperasi menjadi jawabannya.

Sudah saatnya koperasi saat ini diisi oleh anak zaman now, dimana kelompok mereka ini sangat melek teknologi hanya dalam genggaman. Bahkan mereka memiliki gaya hidup yang berbeda dengan generasi masyarakat sebelumnya.

Terutama dalam pilihan kerja, generasi zaman now memiliki cara kebutuhan dan mampu menangkap peluang bisnis dengan cara yang cepat. Disinilah tantangan besar koperasi zaman now untuk kedepannya, harus bisa melakukan perubahan dengan cepat dan kompetitif.


Hal inilah yang menjadi perhatian dari Kementrian Koperasi untuk mengadakan forum diskusi, yang  mengangkat tema Koperasi Zaman Now. Pada forum ini, turut hadir Sekretaris Kementrian Koperasi dan UKM Bapak. Ir. Meliadi Sembiring, M.Sc.

Tantangan Pembangunan Koperasi

Membangun koperasi saat ini bukanlah hal yang mudah, hal ini disampaikan oleh Meliadi, banyak tantangan yang dihadapi baik tantangan internal maupun eksternal.

Tantangan Internal yang dihadapi, diantaranya :

1. Sumber Daya Manusia (SDM) Koperasi
SDM menjadi bagian yang penting bagi sebuah koperasi, SDM yang berkualitas baik sikap perilaku, keterampilan dan pengetahuan sehingga terciptanya koperasi yang lebih profesional.

2. Kelembagaan
Masih banyak masyarakat yang memandang koperasi sebagai badan usaha yang bersifat sosial, bukan sebagai badan usaha atau lembaga ekonomi yang berorientasi untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

3. Manajemen dan Teknologi
Koperasi harus berubah ke arah manajemen yang modern dengan memanfaatkan teknologi yanh terus berkembang, dengan begitu koperasi akan lebih efisien dan efektif.

4. Pembiayaan atau Permodalan
Lagi-lagi masalah permodalan tak bisa dihindari, pemanfaatan pembiayaan secara inklusif masih menjadi kompetitif dengan bunga yang lebih rendah jika dibandingkan dengan lembaga keuangam lainnya yang semakin banyak.

5. Produksi dan Pemasaran
Untuk meningkatkan pasok dan pemasaran produk masih terbatas.

Sedangkan, jika dilihat dari tantangan eksternal yaitu, masalah Globalisasi yang ditandai dengan adanya 3 T dibidang trasportasi, telekomunikasi dan travel. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk koperasi agar dapat bersaing.

Sebagai masyarakat Indonesia, pasti kita ingin agar koperasi dapat berkembang dan bersaing dengan negara-negara lainnya yang koperasinya sudah lebih dulu maju.

Oleh karena itu komitmen pemerintah untuk membentuk undang-undang perkoperasian, yang dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman, namun tetap tidak meninggalkan jati diri koperasi itu sendiri.

Jika koperasi saat ini tidak dilirik dan diminati oleh masyarakat milenial, bagaimana nasib koperasi di masa yang akan datang?

Oleh karena itu kini saatnya menggagas koperasi digital untuk menggaet generasi milenial.

Menggagas Koperasi Digital untuk Menggaet Anak Muda Zaman Now

Masa depan koperasi Indonesia saat ini berada di generasi milenial, menurut data pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 60% dari total keseluruhan penduduk. Oleh karena itu, mulai saat ini penentu kebijakan, pengelola koperasi, hingga semua yang terlibat harus mulai merangkul para generasi anak milenial untuk lebih melek koperasi.


Menyadarkan mereka bahwa koperasi memiliki banyak manfaat dibandingkan dengan memanfaatkan badan keuangan lainnya, dengan cara berikut :

Menawarkan Produk yang Kekinian

Salah satu caranya yaitu dengan menawarkan produk-produk kekinian, kalau dulu koperasi menawarkan produk sembako atau barang kebutuhan rumah tangga lainnya, bisa beralih ke produk yang dibutuhkan oleh anak muda zaman now, seperti handphone, kamera, laptop, tongsis dan masih banyak yang lainnya.

Bisa juga yang lebih kekinian dan menarik, yaitu menawarkan paket traveling baik untuk domestik atau mancanegara. Jika koperasi mulai menawarkan produk-produk tersebut dengan harga yang lebih murah, bisa dikredit, dapat dipastikan banyak anak muda yang akan tertarik.

Memanfaatkan Teknologi Digital

Seiring teknologi yang terus berkembang begitu pesat, hal ini juga harus disikapi oleh pengelola koperasi. Semua data para anggota dan pengurus koperasi sudah tidak menggunakan firmulir dalam bentuk kertas lagi, melainkan sudah menggunakan aplikasi digital.

Begitu juga untuk aplikasi simpan pinjam, penjualan produk aka  lebih praktis dan efisien jika menggunakan aplikasi digital.

Menyiapkan Pengurus Koperasi yang Melek Teknologi

Jika koperasi ingin dilirik oleh kelompok anak zaman now maka pengelolaan koperasi harus dilakukan secara profesional. So, para pengelola harus diajarkan bagaimana cara mengunakan dan memanfaatkan teknologi.

Zaman sekarang jika kita tidak melibatkan atau memanfaatkan teknologi maka hasilnya tidak akan maksimal.
Dengan pengelolaan yang tepat dan modern, bukan tidak mungkin krjayaan Koperasi di Indonesia akan terulang kembali.

Semoga koperasi di Indonesia semakin maju dan berkembang.


1 komentar

  1. Asik juga ya, bisa jalan jalan tapi kredit. Berkat Koperasi bisa mengwujudkan impian yang pernah sempat tertunda

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir di Blog saya, semoga bermanfaat.
Tunggu kunjungan balik saya di Blog kalian.

Salam hangat