Hari Air Sedunia 2018 : Danone-Aqua Berkomitmen untuk Melakukan Konservasi dan Melestarikan Kualitas Air

No Water, no life. No Blue, no green. - Sylvia Earle


Saya sangat setuju dengan ungkapan diatas, bahwasanya tidak ada air, tidak akan ada kehidupan. Tidak ada biru, tidak ada hijau.

Menjadi air itu ternyata tidak mudah yaa!! Banyak yang mencari sekaligus banyak yang menghujat (ketika banjir). Padahal air itu merupakan hal esential yang diperlukan oleh seluruh makhluk hidup.


Danone-Aqua Berkomitmen Menjaga Kelestarian Alam
Danone-Aqua berkomitmen untuk melakukan konservasi dan melestarikan air yang ada di bumi ini. Bagaimana caranya dan sudah sejauh mana prosesnya selama ini? Pembahasan hal ini, akan saya ulas lebih detail lagi agar dapat memberikan manfaat kepada masyarakat luas.

Kamu mungkin sama seperti saya, salah satu dari sekian banyak orang yang beranggapan bahwa pasokan air bersih di dunia sedang baik-baik saja. Padahal, jika kita mengetahui kenyataanya jauh dari itu, ya memang betul 70% permukaan bumi kita ini terdiri dari air, tapi hanya 3% saja yang layak untuk diminum dan tergolong air segar.


Air Mineral Aqua yang Banyak Dikonsumsi
oleh Masyarakat Indonesia 
Ketika musim hujan, sepertinya air berlimpah tapi benarkah demikian untuk kondisi saat ini? Permasalahan yang sudah lama ini, sebenarnya dapat kita temukan solusinya bersama agar tidak terus bertambah parah. Apalagi air merupakan sumber kehidupan yang keberadaanya sangat dibutuhkan oleh manusia dan alam sekitar untuk keseimbangannya.

Bukan hal yang tidak mungkin, kedepannya air bisa menjadi hal yang langka dan mahal harganya bila saat ini tidak kita jaga sumbernya. Jadi bertepatan dengan Hari Air Sedunia 2018, rasanya sangat penting jika kita melakukan #BincangAir Nature for Water guna untuk mengenali potensi air di sekitar kita dan #BersamaMerawatAir untuk masa depan kita semua.

Maka ketika mendapatkan undangan dari Danone-Aqua yang bertepatan dengan World Water Day 2018 pada hari Kamis, tanggal 22 Maret 2018 yang bertempat di Pabrik dan daerah konservasi Danone-Aqua Mekarsari di Sukabumi tentu saja kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. Bersama kurang lebih 28 teman Blogger lainnya, berkumpul di Cyber 2 Tower, Jl. H.R Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan pada pukul 06.00 pagi untuk selanjutnya melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan mobil menuju Sukabumi.

Peringatan Hari Air Sedunia ini bukan hanya untuk hari ini saja, tetapi untuk hari esok dan masa depan air yang menjadi bagian dari kehidupan alam yang harus kita jaga dan lestarikan. Tentu saja sebagian besar diantara kita semua sangat akrab dengan air dan menjadi hal yang kita konsumsi setiap hari, baik itu sebagai air minum, memasak, mencuci dan sebagainya.

Bagi umat muslim khususnya ketika menjalankan ibadah puasa, biasanya akan lebih mudah untuk menahan rasa lapar jika dibandingkan menahan rasa haus. Ini menjadi salah satu bukti bahwa kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari air bersih.

Destinasi Pertama Taman Kehati Aqua Babakan Pari
Dok. Utieadnu.com
Menghadapi tantangan permasalahan pelestarian air, Danone-Aqua mengembangkan program dengan pendekatan alam sebagai solusinya. Akhirnya sampailah kami semua para undangan ke destinasi pertama, yaitu kunjungan ke pabrik Danone-Aqua di Mekarsari dan disini kami juga mendapatkan penjelasan tentang Peta Watershade, dan topik dasar mengenai DAS, karekteristik DAS dan Siklus Air.

Tema Hari Air Sedunia, Nature for Water

Hadir sebagai pembicara Bapak Arif Mujahidin-Corporate Communication Director Danone Indonesia, mengingatkan kita semua bahwa air memiliki peranan yang sangat penting untuk makhluk hidup, oleh karenanya Danone-Aqua selalu berkomitmen untuk turut menjaga kelestarian lingkungan.


Bapak Arif Mujahidin
Tema yang diangkat pada Hari Air Sedunia 2018 ini adalah #NatureforWater maka solusinya ada di alam dan memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan kita semua bahwa alam memiliki solusi dalam mengurangi krisis air di dunia.

Bapak Arif juga mengatakan, bahwa Danone-aqua selaku produsen air minum kemasan juga percaya akan hal tersebut, dimana solusi alamiah memiliki potensi pelestarian air. Jadi kalau lingkungan baik otomatis air akan baik, begitu sebaliknya jika lingkungan tidak bagus maka air yang ada juga tidak akan bagus.

Salah satu tujuan pihak Danone-Aqua mengundang para Blogger pada acara ini, bahwa para Blogger sangat akrab dengan media sosial dimana saat ini berita yang disampaikan akan cepat didapatkan oleh masyarakat luas. Bukan kah berita bagus itu harus disebarkan, agar semakin banyak orang yang terinspirasi untuk menjaga alam.

Semakin banyak orang yang tahu dan mengerti maka peran dari masyarakat untuk mengolala air bersama dengan Aqua akan menjadi lebih baik. Tahukah kita jika jumlah air yang selama ini kita gunakan, jumlahnya tetap sama sejak pertama kali bumi dibentuk, hanya propertinya saja yang berubah, seperti jumlah pasokan air yang berkurang di suatu daerah.

Danone-Aqua Menggunakan Cara Alamiah untuk Memanfaatkan Potensi Alam

Menelaah lebih dalam permasalahan ini, dipaparkan oleh Bapak Karyanto Wibowo-Sustainable Development Director Danone Indonesia. Pengelolaan sumber air bukan hanya milik satu orang saja, tetapi seluruh pihak dan masyarakat memiliki peran yang sama. Danone-Aqua selalu berupaya menggunakan cara alamiah dengan memanfaatkan potensi alam.


Bapak Karyanto Wibowo
Dok. Salman Faris
Pihak Danone-Aqua bekerja sama dengan LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) IPB Bogor untuk mengembangkan permodalan Soil water Analysis Tools (SWAT) di Hulu Sub DAS Citatih, Mekarsari dan Sukabumi.

Pak Karyanto mengatakan bahwa SWAT ini  memiliki beberapa manfaat, salah satunya adalah untuk membangun strategi perencanaan konservatif yang efektif. Bentuk konservasi yang dilakukan pihak Danone-Aqua di wilayah Mekarsari dan Babakan Pari, Sukabumi diantaranya :

  • Penanaman 580 ribu pohon yang tersebar di delapan desa, yaitu desa Pasawahan, Desa Tenjolaya, Desa Cisaat, Desa Kutajaya, Desa Jayabakti, Desa Tangkil, Desa Girijaya, Desa Cidahu.
  • Pembuatan kolam resapan air (water pond) di mana limpasan air dari kolam tersebut dimasukkan ke dalam tanah melalui lubang resapan yang ada di sekitar kolam.
  • Pembangunan Pemanen Air Hujan (PAH) dengan memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan pemenuhan air bersih di musholla, madrasah, sekolah atau rumah warga yang tersebar  di desa pesawahan, Desa Tenjolaya, dan Desa Cisaat
  • Pembuatan DAM Resaoan Air yang berguna untuk menjaga memasukkan air ke dalam tanah
  • Pembuatan 40 buah sumur resapan dengan kapasitas resapan sebesar 2.200 meter kubik untuk setiap sumur resapan yang tersebar di 3 desa tersebut. Dimana manfaatnya untuk mengimbuh sumur masyarakat dan mengurangi genangan atau banjir serta membantu menyuburkan tanah.

Perlu kita ketahui bahwa 70% bumi berisi air, 90% berada di lautan dan 3% berupa air tawar. Sedangkan 79% air yang ada di dunia ini berbentuk glesure, kalian dapat bayangkan jika dunia ini semakin panas maka semakin banyak glesure yang akan mencair.

Ada 2.1 juta orang di dunia tidak mendapatkan akses air bersih yang layak untuk diminum, dimana hanya 1% berupa air permukaan dan 20% berada di air bawah tanah.

Oleh karena itu pihak Danone Indonesia berkomitmen memperhatikan aspek lingkungan agar pasokan air tetap tersedia. Pihak mereka tidak hanya fokus semata pada urusan sisi bisnis saja, tetapi juga berupaya menjaga kelestarian lingkungan masyarakat dan sosial. Semaksimal mungkin tidak ada air yang terbuang, kalaupun terbuang maka air tersebut sudah dikelola dan dapat dimanfaatkan kembali.

Karena 2/3 hutan sudah rusak, maka pihak Danone melakukan restorasi area, atau penghijauan kembali. Banyak hutan yang sudah beralih fungsi menjadi lahan pertanian, bersamaan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk. Akibat kondisi ini nantinya akan menyebabkan banjir, badai yang akan berdampak pada penduduk di dunia.

Kerusakan alam ini sudah terjadi sejak 25 tahun yang lalu. Jadi dalam hal ini pihak Danone-Aqua  mengajak masyarakat sekitar untuk turut serta merawat hutan, contohnya yang sudah berjalan di Pauruan. 

Bukan hanya menjaga alam sekitar saja, pihak Danone juga mengelola air limbah yang berasal dari pabrik mereka dikelola dengan baik. Mereka berkomitmen bahwa air limbah yang masuk ke dalam sungai sudah dikelola dan bersih. Jadi program air bersih oleh Danone-Aqua telah memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar, kurang lebih sebanyak 16 ribu lebih.

Pihak Danone-Aqua percaya, dengan menjaga ekosistem maka kita akan menciptakan lapangan kerja, seperti menjadi tempat rekreasi, tempat pemancingan dan sebagainya. 


Rumah Sumber Kubang
Next destination yaitu kita diajak untuk mengunjungi rumah sumber Kubang yang berada di pabrik Aqua Babakan Pari. Disini ada 3 rumah sumber dan masing-masing memiliki karekteristik yang berbeda. Meskipun begitu semua semua air ini di rumah sumber airnya baik dan dapat diminum.

Lingkungan  yang ada di sumber mata air sangat asri dan banyak pepohonan sehingga kualitas air sangat terjamin. Secara regulasi sumber mata air sudah teruji oleh pemerintah. Makanya nggak heran saat kita minum air Aqua terasa segarnya. 


Makan Siang dan Pemaparan oleh Bapak Dr. Nana Mulyana
di Desa Psawahan Dok. Salman Faris
Akhirnya kami tiba ke lokasi selanjutnya di Desa Pesawahan, Sukabumi Jawa Barat. Disini kami menikmati makan siang (sumpah masakan khas sunda itu selalu bikin ngiler dan ketagihan) dan mendengarkan penjelasan tentang proses pembuatan sumur resapan oleh Dr. Nana Mulyana, Dosen dan Peneliti Fakultas Kehutanan IPB. 

Tak jauh dari saung tempat kami menyantap makan siang, terdapat water pond atau kolam resapan. Water Pond, apa lagi ya ini..?

Kolam waterpond ini merupakan  salah satu teknik konservasi tanah air yang bermanfaat untuk meningkatkan resapan air ke dalam tanah dengan menggunakan cara mengalirkan air yang kemudian akan ditampung ke dalam kolam resapan.

Nah, ini niy penampakan dari kolam waterpond yang berada di desa pesawahan sejak 27 Mei 2013.

Kolam Waterpond
Tujuan dibangunnya kolam waterpond ini adalah untuk meresapkan air ke dalam tanah yang kemudian akan mebingkatkan kelembaban tanah dan meminalisir kekeringan, serta dapat mengisi ulang sumur, sumur bor dan mata air yang dangkal.

Selain itu ada juga PAH (Pemanen Air Hujan) yaitu proses mengalirkan air hujan yang jatuh ke atap kemudian disalurkan ke dalam tangki penampungan yang dapat menampung air sebanyak 1,010 liter. Kemudian dari tangki penampungan ini akan disalurkan ke sumur resapan.

Melalui cara inilah masyarakat dapat memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari sekaligus menjaga keberadaan air tanah.

Manfaat dari air PAH ini, telah saya rasakan sendiri ketika akan berwudu untuk shalat Dzuhur di salah satu Musholla yang memiliki tangki air penampungan ini. Air yang keluar dari tangki tersebut bersih, tidak berbau, bebas dari debu dan polusi karena telah mengalami 3x penyaringan.

Sepertinya jika metode PAH ini diterapkan di Jakarta, bisa menjadi salah satu cara untuk menanggulangi permasalahan banjir yang kerap melanda Ibu kota.

Kunjungan belum berhenti sampai disini, kami melanjutkan perjalanan menuju desa Cisaat dimana terdapat Sumur Resapan Inovatif yang dibangun oleh pihak Danone-Aqua untuk masyarakat sekitar. Saat ini sudah terdapat 10 titik sumur resapan di desa Cisaat dari total keseluruhan 40 titik sumur resapan yang telah dibangun oleh Danone-Aqua.

Sumur Resapan Inovatif di Desa Cisaat

Bapak Ishak, ketua Rt Desa Cisaat bercerita banyak perubahan yang terjadi setelah adanya sumur resapan ini. Salah satunya adalah warga dapat menikmati air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari mereka, yang berasal dari curah hujan yang dapat menampung sebanyak 12 kubik air.

Untuk membuat sumur resapan air ini, dicari terlebih dahulu titik rendah yang ada di sekitar rumah, dan dilengkapi pula dengan alat pengukur hujan yang disebut dengan Ombro meter sebagai alat penangkar curah hujan.

Sumur resapan inovatif baru dibuat pada tahun 2017, yang mencapai kedalaman hingga 2,5 meter. Sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan sumur resapan air ini membutuhkan biaya sekitar 3,5 juta rupiah, namun manfaat yang dirasakan masyarakat sekitar adalah mengalirnya air bersih ke sumur utama para warga sepanjang waktu.

Akhirnya rangkaian kunjungan kami ke pabrik dan ke tempat konservasi pelestarian air di Sukabumi selesai. Namun berita yang kami sampaikan tak akan berhenti sampai disini. Semua para undangan dan team bersiap untuk kembali ke Jakarta dan membagikan kebahagian dan pengalaman yang berharga ini kepada orang banyak.

Saatnya kita merawat alam sekaligus menjaga kelestarian air dimulai dengan air yang ada di dekat kita, atas kesadaran dari diri kita sendiri.

Terima kasih atas undangannya Danone-Aqua. Terima kasih atas informasi dan pencerahan yang telah diberikan melalui acara ini. Semoga melalui informasi yang telah disampaikan oleh teman-teman blogger di media sosial dan melalui tulisan ini dapat memberikan dampak yang positif kepada masyarakat di luar sana.

Yuk, kita bersama-sama menjaga kelestarian air untuk masa depan kita yang lebih baik. Aamin



                                          


6 komentar

  1. Yuk sama-sama menjaga kelestarian air kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Demi kelangsungan masa depan kita semua ya Mbaa.

      Hapus
  2. Apa cuma Aqua ya yang berinisiatif membuat konservasi air seperti ini? Tapi sebagai masyarakat juga harus menjaga kelestarian air.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga yang lainnya memiliki gagasan yang sama, karna menjaga kelestarian alam tugas kita semua sebagai makhluk hidup di bumi ini. Hasilnya pun akan dinikmati oleh kita kembali, iya khan Mbaa Nurul.

      Hapus
  3. Alam untuk air, ketika kita merawat alam, secara tidak langsung kita juga merawat air.., selamat hari air sedunia mba Evi, Terimakasih informasinya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat Hari Air Sedunia juga Mba Tris.

      Yuuk, sama2 kita melestarikan alam, at least dimulai dari lingkungan terdekat kita ya Mbaa.

      Terima kasih sudah mampir Mba Tri.

      Hapus

Terima kasih sudah mampir di Blog saya, semoga bermanfaat.
Tunggu kunjungan balik saya di Blog kalian.

Salam hangat