Senyum Harapan Anak-anak Penderita Bibir Sumbing

Terlahir dengan kondisi yang berbeda dengan anak-anak normal lainnya kerap kali membuat orang tua anak-anak ini terguncang, terkadang juga hilang harapan, memikirkan bagaimana anak mereka menjalankan kehidupan mereka kelak..

Ternyata hal ini juga yang langsung aku tanyakan kepada suami ketika anak pertama lahir, bagaimana dengan kondisi bayinya, sehat kah? Lengkap kah? Ketika mendapat jawaban pasti dari suami dan dokter bahwa anak kami perempuan terlahir normal dan semua dalam kondisi baik. Rasanya seluruh rasa sakit, lelah selama proses melahirkan luntur semua.

Orangtua mana yang menginginkan anaknya lahir cacat? Siapa pun di dunia ini tidak ada yang menginginkan anaknya cacat. Kelahiran cacat di dunia ini memang masih tinggi. Tapi masih banyak masyarakat kita yang tidak begitu mengetahui atau menyadari tentang kelahiran bayi dengan bawaan cacat. Untuk di Indonesia sendiri angka kasus kelahiran bayi cacat jauh lebih rendah.

Angka kasus kelahiran bayi cacat di tanah air uang rendah ini bukan berarti kasus cacat bayi sangat rendah. Melainkan karena alat deteksinya atau teknologi untuk mengetahui bahwa ini kondisi bayi lahir dalam keadaan normal atau tidak itu masih sangat kurang bila dibandingkan dengan negara maju.



Bibir sumbing menjadi salah satu dari beberapa jenis cacat lahir yang bisa ditemukan pada bayi baru lahir. Kondisi ini bisa dipicu dari beberapa hal yang terjadi sejak bayi masih dalam kandungan. Bayi yang lahir dengan bibir sumbing mengalami ketidaksempurnaan pertumbuhan serta perkembangan tulang tengkorak dan jaringan bagian kepala serta wajahnya selama di dalam kandungan. Gangguan ini akhirnya menyebabkan celah bibir, langit-langit rongga mulut, atau keduanya.

Apakah Bibir Sumbing Ada Faktor Keturunan?

Sebenarnya ada banyak hal yang menjadi penyebabnya, namun resiko ibu melahirkan bibir sumbing akan semakin besar apabila memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa. Ibu atau ayah dapat mewariskan gen yang menyebabkan kondisi ini, baik sendiri atau sebagai bagian dari sindrom genetik yang mencakup bibir sumbing, atau langit-langit mulut sumbing sebagai salah satu tandanya.

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan bibir sumbing dan langit-langit sumbing. Namun para ahli percaya bahwa kondisi ini terjadi akibat kombinasi faktor genetik dari lingkungan. Dimana saat usia kehamilan mencapai 6 minggu, bibir atas dan atap rongga mulut bayi dalam kandungan akan mulai berbentuk. Meskipun termasuk salah satu cacat bawaan tapi kondisi ini masih bisa diatasi dengan operasi.

Karena penyebabnya yang belum diketahui, jadi bibir sumbing ini sulit untuk dicegah. Tapi bagi pasangan yang merencanakan kehamilan dapat menjalani skrining genetik terlebih dahulu, terutama jika terdapat riwayat keluarga dengan bibir sumbing.

Penanganan Bibir Sumbing Pada Anak

Beberapa sumber menyebutkan penyebab bibir sumbing terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Selain itu, ada beberapa kondisi yang dialami oleh ibu selama kehamilan juga bisa meningkatkan risiko terjadinya bibir sumbing, seperti terpapar asap rokok baik sebagai perokok pasif maupun aktif. Memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol selama hamil, mengalami obesitas selama hamil, mengalami diabetes sebelum hamil, mengalami kekurangan asam folat selama kehamilan, mengonsumsi obat untuk mengatasi kejang, obat kortikosteroid, obat retinoid, methotrexate selama trimester pertama kehamilan.

Gejala utama dari bibir sumbing juga bisa terlihat langsung, seperti adanya celah pada bibir atas atau rongga mulut. Selain itu, ada beberapa gejala lainnya, seperti : 

  • Sulit mengisap ASI, biasanya bayi dengan bibir sumbing akan kesulitan saat mengisap ASI, karena kondisi mulut yang sulit melakukan gerakan mengisap. Hal ini bisa diatasi dengan menggunakan botol khusus yang direkomendasikan oleh dokter gigi spesialis gigi anak dan dokter spesialis anak.
  • Kesulitan berbicara, suara sengau atau terdengar tidak jelas. Akan tetapi ini tergantung oleh tingkat keparahan, pada beberapa kondisi bibir sumbing juga menyebabkan kesulitan berbicara
  • Gangguan pendengaran, semua telinga anak normal memproduksi cairan telinga yang kental dan lengket. Namun adanya celah di bibir sumbing dapat membuat cairan tersebut menumpuk di gendang telinga
  • Gangguan pertumbuhan rahang dan gigi, susunan gigi dapat berjejal karena kurang berkembangnya rahan, sehingga mengakibatkan gangguan berbicara 
Pada sebagian besar anak yang terlahir dengan bibir sumbing, mereka bisa mendapatkan serangkaian operasi untuk mengembalikan fungsi normal dan mencapai penampilan yang lebih normal dengan jaringan parut yang minimal.

Jika orangtua yang mempunyai anak dengan bibir sumbing, sangat diharapkan niy untuk mendukung dan mengikuti masa tumbuh kembangnya, jangan sampai mengabaikan mereka tapi kita bisa rangkul mereka dengan beberapa cara sebagai berikut :
- Fokus kepada anak seutuhnya, bukan pada kondisinya ya
- Mengajari anak dengan kegiatan yang positif dan tidak melibatkan tampilan fisik
- Membantu anak meningkatkan rasa percaya diri, membiarkannya bergaul dengan orang lain yang bisa memahami kondisinya
- Paling penting memberikan mereka rasa aman, nyaman sejak lahir hingga mereka tumbuh besar.

Hidup di dunia ini kita memang tidak bisa memaksakan orang lain untuk memahami dan bersikap baik kepada mereka yang memiliki kekurangan. Pasti akan ada mulut yang jahil, mata yang jahil, tangan yang jahil, perbuatan yang jahil dengan cara menjelekkan fisik dan memanfaatkan kekurangan seseorang.

Sehingga kejadian yang menyedihkan, kejadian yang kurang mengenakan bisa dialami oleh mereka anak-anak yang memiliki bibir sumbing. Tapi bukankah semua itu harus kita hadapi, bukan kita hindari.

Kisah inspiratif inilah yang bisa kita ambil dan sebagai motivasi kepada mereka yang memiliki bibir sumbing, kisah perjalanan dari seorang Rahmad Maulizar, pemuda asal Meulaboh, Aceh yang aktif mensosialisasikan operasi bibir sumbing gratis di seluruh wilayah Aceh.

Kisah Inspiratif Rahmad Maulizar Membantu Penderita Bibir Sumbing

Aktivitas seorang Rahmad menjadi relawan bibir sumbing sudah ia lakukan sejak tahun 2011, setelah dirinya mendapat operasi bibir sumbing dari yayasan Smile Train Indonesia. Rahmad tidak mau sendiri menikmati keberhasilan operasi bibir sumbing, ia pergi ke pelosok-pelosok Aceh mencari anak-anak penderita bibir sumbing agar bisa mendapatkan operasi gratis.

Tidak ada satu orangpun di dunia ini yang menginginkan dirinya lahir dalam keadaan cacat. Semua ingin berproses sempurna dan baik-baik saja, semua ingin tumbuh normal tapi jika Tuhan sudah berkehendak, maka tidak ada seorangpun yang bisa menolaknya. Kita sebagai manusia hanya bisa pasrah dan meminimalisir keadaannya.

Tak jarang para orang tua memilih untuk mengisolasikan anaknya dari pergaulan dengan anak lainnya. Ada juga yang membiarkan anaknya bergaul, bermain dengan yang lainnya meski situasinya sang anak sering mendapat cibiran dari orang lain. Ya akibatnya membuat sang anak menjadi rendah diri.



Kondisi inilah yang dialami oleh Rahmad, ia harus mengalami rasa rendah diri selama bertahun-tahun, karena bibir sumbing yang di deritanya sejak kecil. Nggak heran dengan kondisi fisik yang cacat membuat Rahmad canggung untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Jika anak tidak mendapatkan dukungan yang baik, sudah pasti mereka akan merasa malu, dan rendah diri. Soalnya bukan hanya menjadi pribadi yang tidak suka bergaul dan lebih suka menyendiri saja, tapi Rahmad juga tidak bisa makan, minum atau berbicara dengan leluasa.

Kondisi cacatnya ini membuat Rahmad sering menjadi bahan ejekan atau olokan teman-teman main di sekitar rumah dan sekolah. Melihat kondisi putra kelima dari 6 bersaudara, sang ayah Ozer yang merupakan anggota satpol PP tidak mampu memulihkan kondisi bibir sumbing anaknya. Keadaan juga tidak banyak berubah ketika Rahmad beranjak dewasa.

Karena kian paham dengan kondisi yang terlahir berbeda dari kebanyakan orang, Rahmad sering merasa minder dan memutuskan untuk mengubah sifatnya. Bertahun-tahun menerima banyak ejekan dan perundungan, menjadikan Rahmad sedikit bersikap arogan, hal ini dilakukannya agar tidak terus menerus menjadi bahan ledekan.

Biasanya jika ada orang lain yang meledek dirinya, langsung di ketapel sama Rahmad, sehingga kemanapun ia pergi, ketapel menjadi senjata yang selalu dibawanya. Akibatnya ia terkenal menjadi anak yang sering berkelahi.

Rahmad Beberapa Kali Melakukan Operasi Bibir

Beruntung Rahmad memiliki orang tua yang selalu menemani dan menyemangati dirinya. Karena kasih sayang dan dukungan dari orang tuanya, Rahmad perlahan mulai menemukan jati dirinya, dan dia mulai membuka diri untuk bergaul dengan lingkungan sekitarnya.

Hati orang tua mana yang tidak ingin melihat anaknya bahagia dan tumbuh dengan sempurna, apapun pasti akan dilakukan orang tua untuk melihat keceriaan di wajah anak-anak mereka. Pada tahun 2004, tepat sebelum bencana tsunami besar melanda Aceh, Rahmad mendapatkan penanganan medis, berupa perbaikan celah bibir dan langit-langit mulut.

Tapi, hasil operasi tidak berjalan dengan baik, tidak sesuai dengan harapan banyak orang. Setelah operasi Rahmad pasrah dengan kondisi bibirnya yang belum terlihat normal seperti orang lain. Rahmad berpikir mungkin sisa hidupnya akan dijalani dengan kondisi bibir sumbing, sehingga ia tidak berani untuk meminta kepada orangtuanya supaya ia bisa menjalani operasi kembali.

Tapi di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, selama kita masih mau untuk berusaha, berdoa maka apapun bisa terjadi. Setelah 3 tahun dari operasi pertamanya, Rahmad mendapat informasi dari koran yang memuat berita adanya kegiatan operasi bibir sumbing gratis di Aceh dari Yayasan Smile Train Indonesia. Melalui berita inilah yang akhirnya menghantarkan Rahmad kepada Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik.

Perjalanannya dari Meulaboh menuju Banda Aceh akhirnya membuahkan hasil. Tepat pada tahun 2018, Rahmad akhirnya bisa menjalani operasi bibir sumbing kembali. Operasinya dilakukan di RSU Malahayati, Banda Aceh. Tidak hanya sekali dioperasi untuk perbaikan celah bibir dan langit-langit mulut. Tapi ada beberapa tahapan operasi yang mesti dijalani Rahmad. Hingga akhirnya bibir sumbing di bibirnya bisa hilang pada tahun 2010. 

Karena keberhasilan operasi bibir sumbing yang dilakukannya, rasa bahagia sudah pasti meliputi diri Rahmad, karena melalui operasi yang telah dijalaninya, akhirnya bisa memiliki penampilan baru di wajah tanpa bibir sumbing. Sehingga Rahmad mendedikasikan dirinya menjadi salah satu relawan yang membantu dan mengajak anak-anak di kampung halamannya, Aceh tercinta untuk tidak takut menjalani operasi bibir sumbing seperti dirinya.

Senyum Harapan Anak-anak Penderita Bibir Sumbing 

Aksinya ternyata disambut baik oleh Yayasan Smile Train Indonesia. Semangatnya untuk berkeliling seantero Provinsi Aceh untuk mencari anak-anak yang menderita bibir sumbing di datanginya dari satu desa ke desa yang lainnya.



Karena pernah mengalaminya dan tau sekali bagaimana rasanya lahir sebagai anak yang memiliki cacat bibir sumbing, Rahmad memiliki keinginan untuk membuat semua anak bibir sumbing tersenyum bahagia sekaligus meningkatkan kepercayaan diri mereka yang sempat sirna.

Bagi Rahmad, anak-anak yang didiagnosis bibir sumbing sepatutnya mendapatkan kesempatan emas ini. Makanya nggak heran Rahmad rela turun ke pedalaman hingga menaklukkan medan menantang demi merangkul anak bibir sumbing. Baginya tak ada yang lebih membahagiakan selain melihat anak-anak tersebut bisa tersenyum kembali dan menjalani kehidupan dengan penuh percaya diri.

Rahmad ingin merasakan kebahagiaan seperti dirinya, makanya ketika ia ke daerah-daerah Rahmad selalu meninggalkan nomer telponnya pada orang-orang yang ditemuinya, ia juga menyebarkan informasi melalui stiker, kalender dan spanduk. Aktif menjadi sukarelawan sejak tahun 2010, Rahmad tidak pernah sama sekali menargetkan materi sebagai tujuan, Rahmad percaya siapa saja yang mau membantu dengan ikhlas menolong orang lain, kebaikan pasti akan datang.

Antar Ribuan Anak Penderita Bibir Sumbing Untuk Operasi

Dengan tampilan apa adanya, Rahmad mendatangi perkampungan penduduk mengajak para penderita bibir sumbing maupun keluarganya berkenan untuk mengikuti operasi yang tidak dipungut biaya alias gratis. Bahkan dia menjadikan dirinya sendiri sebagai contoh agar bisa memberikan motivasi kepada yang lainnya.


Biaya yang dibutuhkan untuk penanganan operasi bibir sumbing bisa membutuhkan dana kurang lebih sekitar 25 juta, tetapi dengan mengikuti program Smile Train, calon pasien hanya perlu memastikan kondisi kesehatannya saja. Karena mereka juga menyediakan rumah singgah yang bisa digunakan untuk pasien yang kebetulan bertempat tinggal jauh dari rumah sakit.

Bukan hanya menjemput harapan untuk anak-anak penderita bibir sumbing saja, Rahmad juga mensosialisasikan informasi mengenai pentingnya ibu hamil agar menjaga asupan nutrisi mereka.

Upaya Rahmad bukan hanya mendapatkan dukungan saja tapi juga apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya penghargaan bertaraf nasional dari ASTRA.

Rahmad menjadi salah satu dari enam orang di Indonesia yang menerima apresiasi dari ASTRA untuk anak muda pembawa perubahan dalam 12 tahun Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2021. Penghargaan ini tentu saja menjadi semangat baru untuk bisa berbuat lebih fan berkomitmen dengan apa yang telah dilakukannya.

Untuk membantu anak-anak penderita bibir sumbing mendapatkan senyuman di wajah mereka. Menurutnya operasi bibir sumbing ini membawa perubahan bagi mereka, sehingga mereka tidak perlu lagi merasa minder dengan fisik yang cacat.

Perjuangan Rahmad bisa sekali menjadi contoh bagi kita semua, kita tidak perlu merasakan sakitnya menjadi Rahmad yang terlahir dengan bibir sumbing untuk berbuat kebaikan. Tapi kita bisa memulainya dari hal yang kecil dan dari lingkungan sekitar kita. Semangat bagi orang-orang, bagi kita semua yang terus mengabdi dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat.

Tidak ada komentar

Terima kasih sudah mampir di Blog saya, semoga bermanfaat.
Tunggu kunjungan balik saya di Blog kalian.

Salam hangat