Kisah Resika Caesaria Ratu Cimol Banyumas yang Mulai Usaha dari Usia 16 Tahun

Awal mula Resika Caesaria merintis usaha Ratu Cimol Banyumas berasal dari keadaan yang mendesak.

Well, ada pepatah yang mengatakan lebih baik mencoba dan gagal daripada tidak pernah mencoba sama sekali, lebih baik bergerak walaupun hanya selangkah demi selangkah daripada tidak bergerak sama sekali.

Ratu Cimol Banyumas Resika Caesaria

Ratu Cimol ini nggak ada hubungannya sama sekali dengan kisah kerajaan ya, melainkan ini sebuah usaha Kuliner milik seorang perempuan yang bernama Resika Caesaria, yang memulai usaha berjualan cimol sejak usia 16 tahun, dan hingga kini dia telah memiliki 600an mitra bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia. Jangkauannya sudah seluruh Indonesia lho, bukan Banyumas lagi!

Memulai Usaha Sejak Usia 16 Tahun

Mungkin banyak diantara kita yang berpikir bahwa untuk memulai suatu usaha atau bisnis memerlukan pengalaman bertahun-tahun, atau berpikir kita merasa terlalu muda untuk memulainya. Sebenarnya setiap individu kita memiliki perjalanan dan kesiapan yang berbeda-beda. Lantas apakah ada batasan usia untuk memulai bisnis?

Jawabannya sangat tergantung pada tempat tinggal kita, karena secara umum tidak ada batasan usia minimum untuk memulai bisnis. Umur hanyalah angka tanpa makna dan tidak menentukan apapun dalam bisnis. Belum lagi jika kita dihadapkan oleh suatu keadaan yang mendesak. Sehingga seringkali ide, kreativitas dan tekad muncul lebih besar dari yang kita bayangkan.

Ini yang dialami oleh Resika, anak keempat dari empat bersaudara, dihadapkan dimana kondisi sang ayah yang telah memasuki usia lanjut ketika ia duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), saat itu ayahnya berprofesi sebagai supir. Sadar jika bekerja sebagai seorang supir dan usia sudah tidak muda lagi, maka resiko yang dihadapi juga akan besar, maka sang ayah memutuskan untuk berhenti bekerja.

Jadi, teringat papah mertua yang juga berprofesi sebagai seorang supir pribadi dan sudah bekerja lebih dari puluhan tahun dan hanya setia dengan satu orang saja, juga harus pensiun ketika usianya sudah mau memasuki usia 60 tahun . Bersyukurnya anak-anaknya sudah besar dan sudah bekerja.

Tentu saja untuk menyelesaikan sekolahnya Resika membutuhkan banyak biaya dan juga uang saku. Namun, meskipun ayahnya sudah tidak bekerja lagi tak menjadi alasan Resika untuk putus sekolah. Sang kakak mengatakan, kalau Resika harus tetap lanjut sekolah dan bersedia menanggung biaya sekolahnya setiap bulan namun untuk uang jajan dia harus usaha sendiri. Karena kepepet sebelum memulai usaha cimol, ia pernah membuat kue namun tidak berjalan lancar.

Pernah mencoba juga berjualan batagor, namun hasilnya juga tidak bagus. Hingga akhirnya Resika bertemu dengan pedagang cimol, ia kemudian bertukar resep dan mencoba membuat sendiri selanjutnya ia bawa ke sekolah dan menjadi jajanan baru.

Kegagalan Tidak Membuatnya Patah Semangat

Untuk memulai usahanya berjualan, Resika yang akrab dipanggil Cika ini berpikir keras usaha jualan apa yang cocok untuk anak seusia dia. Awalnya sang kakak memberikan boks roti untuk kemudian dititipkan ke toko-toko yang ada di dekat tempat tinggalnya. Tapi usaha jualan roti ini tidak berjalan lama. Kebetulan paman Cika seorang penjual batagor yang sukses, lalu Cika mencoba untuk menjualnya, namun usaha batagor ini lagi-lagi tidak berjalan lama, karena kurang laku.

Meskipun sudah 2 kali mengalami kegagalan, tapi keberanian dan semangatnya untuk memulai usaha baru tetap membara. Bukan hanya mendapat dukungan dari saudara kandung saja, tapi support dari kedua orangtuanya juga sangat berarti. Maklum usia 16 tahun belum cukup punya pengalaman untuk bisnis tapi sudah menghadapi kegagalan, ditambah lagi modal awal untuk memulai usahanya hanya sebesar Rp. 63.000.

Usaha yang dilakukan Cika ini benar-benar dimulai dari nol, apalagi dulu saat memulai usahanya belum didukung oleh media sosial. Resika saat itu hanya memikirkan bagaimana dagangannya jangan sampai tidak laku, karena modalnya terbatas. Terkadang bisa balik modal saja sudah bersyukur.

Alhasil, setiap hari Cika dari rumah menuju sekolah berjalan kaki dengan jarak kurang lebih 200 meter, dengan membawa 2 tas, dimana tas yang satu berisi buku pelajaran dan tas yang satu lagi berisi dagangannya batagor. Dari hasil berjualan batagor ini, Cika bisa mengantongi uang saku untuk sekolah sebesar Rp. 20 ribu. Bukan hanya saat di sekolah saja, jika ada pertandingan sepak bola, Cika juga berjualan batagor. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan kita, termasuk soal rezeki, tak disangka inilah salah satu jalan Cika mengawali usaha produksi cimolnya.

Saling Bertukar Resep dengan Pedagang Cimol

Saling berbagi resep dan bertukar resep memang hal yang biasa jika hal itu kita lakukan kepada saudara atau teman dekat. Tapi, nyatanya hal ini tidak berlaku kepada Cika, ia bertukar resep dengan seorang pedagang cimol.

Cimol Produksi Resika Caesaria 

Yes, suatu hari Cika bertemu dengan pedagang Cimol, selanjutnya dia bertukar resep dengan pedagang Cimol tersebut. Jadi, Cika mendapatkan resep Cimol, dan pedagang Cimol tersebut mendapatkan resep batagor dari Cika. Qo ribet yaa! Karena nggak seperti kondisi saat ini kalau mau mencari resep masakan bisa langsung cari di internet, pasti bakalan banyak banged resep yang muncul.

Kalau dulu, jika kita ingin memasak sesuatu yang baru harus bertanya dulu resepnya langsung kepada orang yang bisa. Nah, kesulitan itu yang sempat dirasakan oleh Cika.
Setelah mendapatkan resepnya, Cika langsung mencoba membuat cimol berdasarkan resep yang telah didapatkan dari pedagang cimol tersebut dengan sedikit modifikasi.

Cimol buatannya juga ia bawa ke sekolah dan ternyata respon dari teman-temannya sangat bagus, mereka banyak yang suka dan membeli cimol buatannya. Apalagi waktu itu tahun 2005 jajanan cimol ini belum banyak pedagang yang menjualnya, makanya Cika bisa mendapatkan uang saku Rp. 20 ribu per hari dari jualan cimol. 

Wanita, kelahiran Banyumas 5 Mei 1991 ini mulai menekuni jualan cimol dan dari keuntungan yang didapatnya bisa ditabung dan akhirnya bisa juga untuk membeli sepeda motor, membuat gerobak untuk berjualan hingga bisa digunakan pula untuk biaya masuk kuliah. 

Resika Menerapkan Sistem ATM Untuk Bisnis Cimol

Makanan di dunia ini hanya ada dua, enak dan enak banged. Karena merasakan besarnya support yang diberikan dari keluarganya dan Cika juga merasa yakin kalau berjualan cimol ini sudah jalannya untuk mencari rezeki. Cika juga merasa cocok, apalagi produknya sudah diterima masyarakat sekitarnya dan teman-temannya. Permintaan orderan cimolnya juga semakin banyak, dan nggak puas sampai disitu saja Cika terus melakukan inovasi untuk usaha cimolnya ini.

Meskipun sudah menjual cimol buatannya sendiri, tapi jika ke daerah lain ada penjual cimol Cika pasti akan membelinya untuk dicicipinya. Hal tersebut dia lakukan untuk membandingkan rasa cimol produksinya dengan cimol dari pedagang lain yang dia beli.

Dari sini Cika bisa belajar, apa rasa cimol buatannya bisa bersaing dan diunggulkan dengan cimol buatan pedagang lain. Selain itu dalam dunia bisnis kuliner harus bisa menerapkan ATM, yaitu Amati, Tiru, Modifikasi. Maksudnya disini kita bisa mengamati produk kompetitor yang banyak dibeli oleh orang lain, lalu tiru dan lakukan modifikasi.

Kenapa? Supaya ketika orang lain bertanya kenapa harus membeli produk kita, maka dengan rasa percaya diri kita bisa menjawab, kalau produksi buatan kita memiliki citarasa yang berbeda, yang tidak bisa kita temukan di penjual lain. 

Saat awal-awal Cika mendapatkan keuntungan, dirinya sempat merasa bingung apa harus membeli bahan baku atau membeli peralatan untuk produksi cimolnya. Karena untuk menyiasati modal yang pas-pasan pada saat itu, dan akhirnya dia memberanikan diri untuk membeli peralatan dan ternyata keputusannya tepat.

Meskipun usahanya berjalan lancar dan terus mendapatkan keuntungan, bukan berarti membuat Cika menjadi besar kepala dan maruk. Tapi dalam menjalankan bisnisnya ini Cika tetap melakukan kegiatan sosial. Hanya orang yang pernah mengalaminya, biasanya akan lebih peka dan memiliki empati yang tinggi kepada orang-orang di sekitarnya yang juga ingin memiliki penghasilan dari berjualan.

Usaha Cimol yang dijalaninya, serta memiliki pengalaman di bidang kewirausahaan, ternyata Cika tidak melupakan cita-citanya untuk melanjutkan pendidikan di jurusan Ilmu Keperawatan STIKES Harapan Bangsa, Purwokerto. Meskipun disibukkan dengan kuliah, praktikum dan berjualan cimol, nyatanya Cika tetap bisa menyelesaikan kuliahnya tepat waktu dan berhasil lulus dengan predikat cumlaude.

Rasa ragu sempat menghampiri dirinya kembali, apakah akan tetap melanjutkan dan membesarkan usahanya atau mewujudkan cita-citanya menjadi seorang perawat? Tentu saja ini bukan keputusan yang mudah, tapi pesan dari ayahnya sangat mempengaruhi keputusannya, “Jadilah kepala ikan teri yang selalu ada di depan, daripada menjadi ekor paus besar tapi selalu ada di belakang”.

Dengan berat hati akhirnya Cika memilih untuk membesarkan usaha produksi Cimolnya, apalagi saat mengambil keputusan tersebut Cika sudah memiliki 12 karyawan yang pencahariannya bergantung padanya.

Saya pribadi jadi ingat pesan salah satu dosen saya saat kuliah dulu, jadilah orang sukses bukan hanya untuk dirimu sendiri tapi juga bisa menjadikan orang lain ikut sukses.

Resika Caesaria, Memberdayakan Masyarakat Banyumas dengan Usaha Cimol

Zaman sekarang ini siapa sih yang tidak tau makanan cimol, cemilan satu ini khas dari Jawa Barat ternyata bisa memberdayakan masyarakat Banyumas, Jawa Tengah.

Keputusan Cika untuk memperluas usaha cimolnya, akhirnya bisa memiliki badan usahanya sendiri yang diberi nama CV Made Arizka Sejahtera. Usaha franchise Resika ini yang didalamnya juga diikuti dengan muatan sosial tidak menerima mitra yang akan berjualan cimol dengan modal yang besar dan merekrut karyawan lagi. Tapi Cika menerima mitra yang mau berjualan cimol secara pribadi.

Mitra Binaan Ratu Cimol Banyumas 

Dengan sistem franchise seperti ini pada tahun 2014 saja Cika sudah memiliki 60 mitra yang berasal dari kalangan ekonomi rendah, pengangguran dan mereka yang berpenghasilan dibawah UMR atau mereka yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Selain menggratiskan biaya franchise, Cika juga memberikan bantuan gerobak, perlengkapan, dan bahan baku diawal untuk memulai jualan yang memerlukan modal sekitar 3-4 juta rupiah. 

Para penerima bantuan program pemberdayaan ini disebut Cika sebagai mitra binaan. Jumlahnya pun terus bertambah yang tadinya berjumlah 60 mitra kini telah mencapai lebih dari 600 mitra.

Fokus Pemberdayaan 

Program pemberdayaan lain yang dilakukan Cika adalah merangkul karyawan yang putus sekolah. Dimana sebagian besar dari mereka bekerja di bagian produksi. Karena Cika melihat di daerah lingkungan tempat tinggalnya banyak anak remaja yang hanya lulus SD dan SMP, kondisi ini menjadi dilema dalam dirinya.

Karena tidak mudah bagi mereka untuk mencari pekerjaan, apalagi bagi lulusan SD dan SMP, kebanyakan dari pemilik perusahaan hanya membuka lowongan untuk lulusan SMA. Tujuan Cika melakukan ini supaya para karyawan yang putus sekolah tersebut bisa mendapatkan penghasilan, dan bisa membantu perekonomian keluarga atau melanjutkan sekolah lagi.

Dia ingin menularkan semangat kewirausahaan untuk masyarakat sekitar dan bisa menjadi jalan pembuka rezeki. Dalam hal ini Cika lebih suka memberikan bantuan berupa alat atau modal usaha ketimbang uang. Soalnya kalau bantuan uang bisa habis dalam waktu sekejap, sementara kalau bentuk peralatan dapat memancing kemandirian mereka untuk terus berusaha.

Bagi Cika fokus dirinya untuk pemberdayaan ini juga sebagai wujud syukur atas apa yang telah diberikan Tuhan kepada dirinya. Keberhasilan dirinya ini juga tidak lepas dari peran sejumlah mitra. Apalagi saat mendengar dari mitranya bisa memiliki perekonomian yang lebih baik, bisa menguliahkan anaknya, bisa membeli rumah menjadi kebanggaan dan menjadi energi positif bagi dirinya.

Sukses Meraih Sejumlah Penghargaan 

Salah satu dari penghargaan yang diterimanya adalah Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2014.

Mendapatkan penghargaan ini pastinya sebuah rezeki dan membuat usahanya semakin dikenal dan berkembang. Sampai-sampai Cika mendapatkan julukan Ratu Cimol Banyumas dan impact lain yang dirasakan oleh Cika adalah dalam perekrutan calon mitra. Dimana sebelumnya dia harus sampai menawarkan kepada tetangganya untuk menjadi mitra, termasuk ditawari untuk di support semuanya. Tapi, sekarang calon mitranya banyak masuk dalam daftar tunggu atau waiting list.

Jalan Cika pastilah tidak selalu berjalan mulus, bahkan setelah penghargaan yang diterimanya tidak bisa menghindari usahanya dari pandemi Covid -19. Tentu saja akibat pandemi ini menyebabkan penurunan omzet yang cukup besar. Saking besarnya, Cika berpikir bahwa usaha cimolnya akan mati.

Pandemi yang terjadi memang dampaknya cukup besar bagi perekonomian, tak hanya di Indonesia tapi juga seluruh dunia. Benar-benar deh saat masa pandemi kemarin itu seperti mimpi buruk. Tapi bagaimanapun kita tidak bisa menyalahkan 100 persen ke pandemi. Justru saat pandemi ini, ujian bagi para pengusaha, ide dan kreatifitas dari seorang pengusaha di uji dan di tantang untuk bisa bertahan dan bisa melewati masa-masa sulit tersebut.

Kuncinya, tidak pasrah dengan keadaan tapi terus berusaha mencari peluan dan berinovasi. Selama masa pandemi inilah, Cika melakukan pemberdayaan bidang edukasi dengan pengalihan modal bisnis berbasis online untuk para mitra. Yes, karena pandemi yang terjadi, banyak kegiatan dan penjualan dilakukan secara online, mengingat keterbatasan pergerakan yang terjadi pada saat pandemi.

Bersama dengan suaminya, Ardyla Nugroho, Cika serius menggarap manajemen penjualan online. Setelah pandemi mereda, dia terus melanjutkan jualan online produk Frozen Food dengan berbagai variasi produk dan rasa. Usaha Cika berjualan secara konvensional dengan ratusan mitra juga berjalan kembali, kegiatan ini akhirnya bisa membangun ekonomi para mitranya kembali.

Menulis kisah inspiratif dari Resika Caesaria menjadikan energi positif menghantui diri saya pribadi, semangat untuk memulai usaha sendiri menggebu kembali. Karena seperti yang saya katakan di atas, tidak ada usia ideal untuk memulai usaha. Semangat untuk teman-teman semua yang ingin memulai usaha sendiri!



Tidak ada komentar

Terima kasih sudah mampir di Blog saya, semoga bermanfaat.
Tunggu kunjungan balik saya di Blog kalian.

Salam hangat