Peran Ibu Milenial Dalam Mewujudkan Generasi Emas di Masa Pandemi

Setiap berjumpa dengan ibu-ibu yang memiliki anak usia sekolah, biasanya memiliki satu frekuensi keluhan yang sama. Dimana tugas ibu rumah tangga menjadi berlipat ganda selama pandemi ini.

Termasuk saya pribadi, merubah rutinitas sehari-hari itu memang tidak mudah, dimana rasa khawatir dan was-was membuat kita menjadi tidak nyaman. Harus siap dengan segala perubahan yang ada. Terutama dalam hal yang berkaitan dengan sekolah anak. Secara mendadak saat  ini tugas ibu menjadi guru, dari guru olahraga, berhitung, membaca dan agama.



Jangan ditanya rasanya seperti apa, pusing dan mumet sudah pasti. Belum lagi jika harus mengirimkan video tugas anak-anak kepada pihak sekolah. Adanya perubahan ini tak selamanya buruk qo! Adanya wabah ini setidaknya membawa hal positif bagi saya pribadi, jadi lebih dekat dengan keluarga dan Tuhan. 

Namun, ada tantangan lain yang harus dihadapi oleh para orangtua, bagaimana mewujudkan generasi emas di masa pandemi ini? Di tengah upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM, muncul pandemi Covid-19, alhasil rencana untuk menciptakan generasi emas menjadi berpengaruh dan perlu ditata ulang kembali,  agar mimpi Bangsa Indonesia kelak tetap bisa terwujud untuk menciptakan generasi emas  pada 2045.



Berkenaan dengan hal tersebut, pada tanggal 11 Agustus 2020 aku mengikuti Webinar Nasional dengan tema Mencetak Ibu Millenial Pembangun Generasi Emas 2045 di Era Pandemi Covid-19, menghadirkan beberapa pembicara yaitu :
 
* Hj. Khofifah Indar Parawansa selaku Ketua Umum PP Muslimat Nu

          * Dr. Hj. Erna Yulia Soefihara sebagai  Ketua VII PP NU

* Meida Octariana, MCN, Asisten Deputi Kesehatan Gizi, KIA dan Konseling (Kemko PMK 2010-2019)

* Dr. dr. TB. Rachmat Sentika Sp. A (K) MARS Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak

* dr. Ranti Hanna, Sp. A. IBLC-Ibu Milenial sekaligus dokter Anak

* Arif Hidayat Perwakilan dari Sahabat YAICI (Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia)

Diyakini jika Ibu milenial sekarang ini memiliki gaya pola asuh anak yang berbeda dibanding generasi sebelumnya. Kita ketahui generasi milenial  memiliki peran sebagai orangtua di usia yang produktif sehingga mereka disebut dengan istilah Ibu Milenial. Ada apa siy dengan ibu milenial ini?

Mereka biasanya lebih tertarik dan melek akan teknologi, sehingga dengan mudah dapat mencari informasi apapun yang ingin diketahuinya. Tapi sayangnya generasi ibu milenial ini ternyata belum bisa menuntaskan permasalahan stunting yang ada di Indonesia. 

Dimana angka stunting di Indonesia masih berada di angka 30,8%. Angka ini masih terbilang tinggi karena jika kita merujuk pada data yang ditetapkan oleh WHO yaitu berada di ambang batas 20%.


Apa siy yang menjadi tantangan bagi para Ibu milenial di tengah kemajuan teknologi ini?  Ternyata jawabannya adalah begitu banyak iklan, promosi dan cenderung gaya hidup yang tinggi sehingga ibu-ibu milenial sekarang ini lebih menyukai hal-hal yang cepat, mudah dan praktis tanpa memperhatikan kandungan atau kebutuhan dasar yang harus dipenuhi kepada anak-anak.

Salah satu penyebab anak-anak menjadi stunting, karena masih banyak para orangtua yang memberikan susu kental manis kepada anak-anak mereka. Data ini diperkuat dengan survei yang dilakukan oleh pihak YAICI pada tahun 2018, Bapak Arif mengatakan hasil dari survei tersebut sebanyak 73% masih menganggap bahwa susu kental manis adalah sumber dan mereka mengetahui hal itu karena dari turun-menurun keluarga, informasi dari iklan di TV, radio dan media massa lainnya.

Jadi meskipun termasuk ibu milenial tapi maih banyak yangtermakan isu diluar sana, sehingga masih banyak para orangtua yang memberikan susu kental manis untuk dikonsumsi kepada anak-anaknya. Lantas tugas siapa kah ini? Ini menjadi tugas seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. 

Sudah waktunya kita membantu menyebarkan informasi kepada masyarakat luas bahwa susu kental manis bukanlah susu, fungsi dari kental manis adalah sebagai toping makanan.


Kalian bisa bayangin nggak, pada masa usia emas, banyak anak-anak yang harus mengkonsumsi minuman yang memiliki kandungan gulanya tinggi, seperti kental manis ini? Tentu saja permasalahan malnutrisi dan stunting di Indonesia masih akan tinggi. Oleh sebab itu pengetahuan mengenai 1000 HPK sangat diperlukan dan harus dimiliki oleh para Ibu Milenial.

Lantas, apa yang diperlukan oleh genarasi milenial agar dapat hidup berkualitas, apalagi di masa era pandemi ini? Ibu Meida mengatakan banyak faktor dan tantangan yang harus dihadapi oleh para ibu milenial dan para generasi emas. Adanya pandemi ini kita harus lebih banyak berdiam diri dirumah, dan ruang gerak menjadi semakin terbatas.

Pada masa pandemi ini kita dituntuk untuk meningkatkan imunitas, dengan memastikan asupan protein dan nutrisi yang cukup, membatasi penggunaan gula dan garam, karena khawatir jika mengkonsumsinya berlebihan maka dapat menyebabkan imunitas menurun,  dan pastinya harus memperbanyak konsumsi buah dan sayur.

Selain itu stop memberikan kental manis kepada anak-anak sebagai susu, Ibu Meida mengingatkan kalau kental manis hanya sebagai toping makanan saja. Jangan sampai kelak kita menyesal ya! 

Apalagi anak-anak milenial sekarang ini, lebih menyukai konsusmi asupan lemak total dan lemak jenuh, karena mereka lebih mementingkan rasa, dan tidak memperhatikan kandungan yang ada dalam makanan dan minuman tersebut. Memang siy hal ini sulit dihindari, termasuk aku pribadi.

Nah, kalau sudah seperti ini, bagaiman Bangsa Indonesia bisa terlepas dari yang namanya stunting? Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satu caranya yaitu dengan stop memberikan kental manis sebagai susu kepada anak-anak.

Perlu dicatat, bahwa 60-70% kentl manis itu mengandung gula, makanya tidak boleh dikonsumsi sebagai susu. 

Tantangan Ibu Milenial di Era Pandemi

Tentunya dengan adanya pandemi ini, tugas orangtua semakin besar, terutama peran para ibu. Oleh karena itu Ibu Khofifah mengatakan bahwa untuk menciptakan generasi maju diperlukan peran dari orangtua. Apalagi kondisi di era pandemi sekarang ini, sebagai orangtua harus adaptasi akan banyak hal baru. Salah satunya yang memiliki dampak segi pendidikan.

Para orangtua harus siap menghadapi new normal di berbagai bidang kehidupan. Namun, tetap harus kita perhatikan dalam mendidik anak itu harus disesuaikan dengan zamannya. Karena banyak format yang salah dan berbeda, masih banyak para orangtua yang mendidik anak-anak mereka sama seperti zaman mereka dahulu.

Peran seorang ibu sebagai madrasah anak-anak menjadi penguat bagi keluarganya, sedangkan peran dari seorang bapak juga penting dalam mendidik anak-anak. Oleh karena itu untuk mencetak generasi emas 2045 perlu adanya kerjasama kedua orangtua dalam mendidik dan membesarkan anak-anak mereka menjadi generasi emas.

Ibu Khofifah juga mengatakan bahwa dalam masa pandemi ini hindari Ibu tidak bahagia, kenapa?

Ibu harus selalu bahagia, karena ibu menjadi suri tauladandalam mengasuh anak-anaknya di masa pandemi covid-19 ini. 

Jika Kamu ibu Milenial, maka ini Peran Kamu!

 Melek Teknologi

Ibu harus faham dan bisa membimbing, menuntun, dan memonitor anak-anak dalam menggunakan gadgetnya sekaligus. 

Pola Asuh Sesuai Zaman

Ibu bisa mengkondisikan dan mengimplentasikan pola asuh yang arif, positif, efektif, konstruktif, dan transformatif. Pahami bahwa generasi sekarang cenderung berpikir praktis, ingin kebebasan dan butuh pengakuan.

Kedekatan Emosi

Ibu dapat memanfaatkan masa pandemi ini untuk meningkatkan bonding dan kedekatan emosional dengan anak sekaligus memberikan keteladanan.

Sabar dan Terus Belajar

Mendidik anak yang bosan dirumah saja akan menjadi tantangan. Tapi hal ini juga kesempatan bagi kita seorang ibu untuk lebih kreatif , dapat memahami metode pembelajaran yang lebih efektif kepada anak-anak.

So, para ibu-ibu milenial diluar sana jangan pernah menyerah dan terus semangat mendidik anak-anak kita agar menjadai generasi Emas 2045,dan turut membantu menuntaskan program pemerintah untuk menurunkan angka stunting dengan Stop memberikan Kental Manis sebagi susu kepada anak-anak.



Tidak ada komentar

Terima kasih sudah mampir di Blog saya, semoga bermanfaat.
Tunggu kunjungan balik saya di Blog kalian.

Salam hangat