10 Oktober Diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Ayo Cegah Bunuh Diri

Setiap 40 detik, ada 1 kematian akibat bunuh diri, percaya nggak? Tercatat 800.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya di seluruh dunia dan bunuh diri ini adalah penyebab utama kematian kedua diantara usia 15-29 tahun.


10 Oktober, Hari Kesehatan Jiwa Sedunia
Yupp, tanggak 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa sedunia, dimana peringatan ini berfokus kepada pencegahan bunuh diri yang kebanykan terjadi pada remaja atau di usia produktif. Namun, isu mengenai kesehatan jiwa di Indonesia ini masih kurang mendapatkan perhatian. Meskipun jumlahnya cukup tinggi tapi dokter spesialis kesehatan jiwa masih minim selain itu juga jika ingin berkonsultasi ke psikiater biaya yang dikeluarkan juga lumayan mahal.

Depresi yang dirasakan oleh Novi setelah melahirkan anak pertamanya (postpartum syndrom) secara caesar membuatnya beberapa kali ingin melakukan bunuh diri. Rasa depresi yang begitu berat membuat dirinya tidak mau merawat anak kandungnya. Hal ini berawal ketika dokter memutuskan kalau dirinya harus melahirkan secara caesar, sedangkan yang ada dibenaknya harus melahirkan secara normal dan ini yang merasa dirinya bersalah karna melahirkan caesar.

Apalagi ditambah Asi yang keluar tidak banyak semakin menambah rasa stressnya. Rasa depresi yang dihadapi oleh Ibu Novi ini disimpannya sendiri bahkan dirahasiakan dari suaminya. Meskipun diluar dia tampak tersenyum, tapi dalam jiwanya selalu bergejolak. Padahal beliau seorang psikolog, akhirnya faktor ini yang membuat dirinya semakin menutup penyakitnya ini.

Menyadari ada yang salah dalam dirinya, akhirnya Ibu Novi menceritakan depresinya ini kepada dosen pembimbingnya dan bergabung dengan komunitas MotherHope Indonesia, yang merupakan komunitas dengan permasalahan yang sama. Komunitas ini sangat membantu dirinya untuk terlepas dari tingkat depresi tinggi yang dialaminya, karena sering mengadakan seminar, psikoedukasi, home visit dan support group. 


Pengalaman yang dialami oleh Ibu Novi ini, menyadarkan kita kalau kondisi gangguan jiwa ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk profesional sekalipun. Kisah pengalaman Ibu Novi ini beliau ceritakan di acara Hari Kesehatan Mental pada hari Rabu 9 Oktober bertempat di gedung Kemenkes Jl. Rasuna Said Kuningan Jakarta.

10 Oktober, Diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia

Kamu udah tau belum, kalau setiap tanggal 10 Oktober itu diperingati sebagai hari Kesehatan Jiwa sedunia, dan yang menjadi pertanyaanya adalah, jiwa kita sudah sehat belum ya? Karna kesehatan jiwa menurut Kemenkes RI adalah kondisi seorang individu yang dapat berkembang baik secara fisik, mental, spiritual dan sosial. Sehingga individu tersebut dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi bagi orang banyak.


Sehat Jiwa dimulai dari Diri Sendiri, Keluarga dan Masyarakat

Intinya kita bukan hanya menjaga kesehatan tubuh saja, tapi kesehatan jiwa juga harus diperhatikan karena kuduanya saling berkaitan. 

Apalagi setiap pribadi pasti pernah merasakan yang namanya depresi, perbedaanya adalah respon setiap orang terhadap stress dan depresi ini berbeda-beda. Terkadang penyakit ini suka tidak disadari oleh penderitanya bahkan berusaha untuk menutupinya dengan berbagai alasan. Ada banyak hal yang menyebabkan seorang memiliki gangguan jiwa dan hal ini nggak bisa dianggap remeh, karena penyakit ini bisa mempengaruhi emosi, pola pikir dan juga perilaku penderitanya.

Tidak menutup kemungkinan si penderita bisa stress, depresi berat dan berujung pada bunuh diri. Karena sikap dan perilaku yang sering diluar nalar, seringkali penderita gangguan jiwa ini dijauhkan, dihina bahkan dikucilkan dari lingkungannya. Seharusnya penderita gangguan jiwa ini dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Seperti apa yang dialami oleh Ibu Novi, bahwa depresi, gangguan jiwa ini bisa berisiko kepada siapa saja, ini disebabkan karena beberapa hal berikut :
  • Adanya predisposisi kerentanan
  • Adanya masalah hubungan awal yang tidak harmonis atau terputus dengan ibu
  • Mengalami kekerasan, bullying, trauma atau diskriminasi
  • Mengalami tekanan hidup berat
  • Minim dukungan sosial
  • Sejarag anggota bunuh diri
  • Mudah mendapatkan alat untuk bunuh diri
Faktanya kematian akibat bunuh diri di Indonesia masih tinggi, dibalik satu kematian ada 20 percobaan bunuh diri yang tidak terdata. Woww, serem juga yaa!!

Bukan hanya itu ternyata bunuh diri juga menular lho!

Bukan Penyakit, kenapa Bunuh Diri bisa Menular?

Tindakan bunuh diri ini bukan karena kurang beriman saja, tapi juga biasanya karena nggak mampu untuk membahas masalah yang dia miliki, nggak berani untuk bercerita ke orang lain tentang tekanan-tekanan yang dia hadapi. Soalnya sudah lebih dahulu takut di judge sama oranglain dan lingkungannya.

Sedihnya lagi, bukan penyakit tapi bunuh diri ini bisa menular, tanpa mereka sadari dengan melakukan bunuh diri akan menyelesaikan permasalahannya padahal malah menimbulkan masalah baru. Padahal pada dasarnya setiap orang memiliki insting untuk bertahan hidup, insting manusia ini dirancang sedemikian rupa untuk mengedepankan keselamatan, namun bagi mereka yang kondisi mentalnya rentan mereka percaya dengan bunuh diri masalah dan rasa sakitmereka akan hilang juga.

karena setiap orang memiliki respon yang berbeda maka risiko tertular bunuh diri semakin besar, terutama jika seseorang sudah memiliki faktor risiko tertentu dan berada pada posisi yang dapat memicu untuk bunuh diri. Oleh karenaitu waspadai anak dan remaja yang pernah melakukan hal berikut ini :


Selain sikap waspada jika kita melihat ada tanda teman atau siapapun yang menunjukan tanda-tanda ingin melakukan bunuh diri, jangan dicuekin yaa tapi harus ditanggapi dengan serius dan juga harus didampingin dan kita bantu dengan,
  • Tunjukan rasa empati kita kepada mereka
  • Berinteraksi secara positif, ajak mereka berbicara
  • Bukan hanya sebagai pendengar yang baik, usahakan bantu menyelesaikan permasalahan mereka
  • Mengajak mereka untuk mencari bantuan sosial
Pokoknya jangan sampai mereka merasa kesepian, merasa nggak berguna, merasa putus asa dan tertekan dalam jangka waktu yang berkepanjangan. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah bunuh diri, salah satunya aplikasi Sehat Jiwa dari Kemenkes yang di dalamnya banyak informasi-informasi bermanfaat bagi masyarakat.

Yuk guys, sama-sama kita cegah bunuh diri.

Usahakan selalu memperhatikan kesehatan fisik dan jiwa dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Jangan sampai stress menguasai kita, lebih baik isi kegiatan sehari-hari dengan hal positif dan selalu bersyukur.

Ingat! Jika ada orang di sekitar kita yang depresi berat, jangan dianggap remeh yaa tapi harus kita rangkul.

Salam sehat!!



Tidak ada komentar

Terima kasih sudah mampir di Blog saya, semoga bermanfaat.
Tunggu kunjungan balik saya di Blog kalian.

Salam hangat