Selalu Ada Cinta di Hati Bunda untukmu Key!


Kasih sayang Ibu sepanjang masa, ini memang benar adanya. 

Awalnya, saya sempat heran karena setelah menikah ibu mertua selalu menghubungi suami jika pulang kerja terlalu malam. Mungkin karena baru menikah, pikir saya jadi pak suami masih sering ditelpon oleh ibu mertua. Ternyata hal tersebut terus berlangsung sampai kami telah memiliki seorang putri.

Sempat saya mengatakan kepada ibu dan bapak mertua, untuk tidak terlalu khawatir, karena pak suami bukan anak kecil lagi. Ternyata saat ini saya dapat memahami mengapa ibu mertua bersikap seperti itu kepada suami. Ketika saya menjadi orangtua, anak-anak menjadi salah satu prioritas utama.

Dalam hati orangtua secara fitrah akan tumbuh perasaan cinta terhadap anak dan perasaan psikologis lainnya juga akan tumbuh, begitu juga dengan naluri keibuan untuk memilihara, mengasihi, menyayangi dan memberikan perhatian kepada anak tumbuh kuat dalam diri ini.

Kehadiran putri tercinta

Saya dan suami merasa bersyukur, karena tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk hadirnya si kecil dalam hidup kami. Saat hamil saya sangat menikmatinya, rasanya banyak cinta dan perhatian yang ditujukan kepada saya dan bayi dalam kandungan ini. Apalagi setelah mengetahui jenis kelamin anak saya perempuan, ehmm rasa bahagiahnya tak terbayangkan.

Kehadirannya di dunia ini sangat dinantikan, maklum karena ini cucu perempuan pertama di keluarga suami. Kebetulan suami 4 bersaudara laki-laki semua dan 4 keponakannya laki-laki juga. Jadi saat bapak mertua melihat putri kecil yang memiliki panggilan kesayangan si Key ini lahir ke dunia, raut bahagiah terpancar jelas di wajahnya dan langsung memberikan hadiah kepada si Key.


Kehadiran Key di Kehidupan Kami 10 September 2014
Si Key benar-benar menjadi penyejuk tersendiri untuk mertua saya, karena kehadiran cucu perempuan sangatlah dinanti-nanti oleh mereka. Menyadari betul bahwa cinta dan kasih sayang orangtua memiliki dampak terhadap pertumbuhan anak, baik secara fisik dan emosional.

Hal tersebut membuat saya sebagai seorang ibu, selalu ingin memberikan yang terbaik buat si Key. Ketika masa cuti melahirkan telah usai, saya harus membesarkan hati untuk meninggalkan si Key bersama si Mbak yang mengasuhnya. Kebetulan tempat tinggal kami tidak terlalu jauh dengan rumah mertua. 

Malam hari setelah pulang kerja, saya akan menjemput Key di rumah mertua, karena memang setelah sore hari si Mbak akan membawanya ke rumah mertua saya. Ini terus berlangsung hingga 9 bulan kedepan, puncaknya ketika usia Key saat itu memasuki usia Key 7 bulan, ibu mertua menelpon saya mengabarkan si Key sakit.

Namun, sayangnya saat itu saya tidak mengangkat telpon karena kondisi ruang kerja yang tidak mengizinkan kami untuk membawa handphone di atas meja kerja. Akhirnya terpaksa mertua membawa si Key kerumah sakit bersama sepupu suami.

Si Key sebelumnya memang sudah 2 hari sakit dan sayapun harus cuti untuk menjaganya. Tetapi di hari ketiga ternyata panasnya si Key tidak turun dan flunya pun semakin menjadi. Akhirnya hari itu Key harus di uap dan besok harinya harus diambil darahnya untuk dilakukan pengecekan.

Anakku Sayang... Anakku sakit

Melihat cucunya kesayangannya sakit, bukan hanya saya saja yang panik dan khawatir, tapi mertua, terutama bapak mertua sangat cemas. Esok harinya saya dan suami ditemani dengan kedua mertua saya, membawa si Key kembali kerumah sakit untuk pengambilan darahnya.

Setelah menunggu beberapa jam, hasilnya pun kami terima. Bersyukur dari hasil test darah semuanya negatif, tidak ada yang perlu dikhawatirkan kepada si Key. Dengan kejadian inilah, akhirnya membuat saya jadi termenung dan berpikir keras tidak mau hal ini terjadi kembali kepada si Key.

Sudah pasti saya tidak mau kecolongan lagi, meninggalkan anak saat kondisi mereka sedang sakit. Perlu 3 bulan bagi saya untuk memutuskan untuk resign dari kantor tempat saya bekerja. Bukan hal yang mudah, tapi saya yakin ini merupakan pilihan yang tepat. Yupp, untuk memberikan dan bisa fokus menjaga si kecil.

Menjadi seorang full mother bukan berarti saya hanya berdiam diri saja dirumah, saya bertekad bagaimana saya tetap produktif tapi tetap dapat mengawasi pertumbuhan si kecil. Pertumbuhan si Key, mulai dari tumbuh gigi, merangkak dan bicara semua sesuai dengan usianya. Bahkan saat umurnya menginjak 1 tahun, Key sudah pandai berbicara, bukan hanya 1 atau 2 kata, tapi sudah berbentuk kalimat.

Orangtua mana yang tidak bahagia, melihat pertumbuhan anaknya yang baik, tapi berat badan si Key tidak mengalami kenaikan yang signifikan seperti sebelumnya. Tentu hal ini membut saya sedikit stress, karena bukan hanya cibiran dari orang sekitar saja, tapi saya harus siap mental mendengarkan kata-kata yang keluar dari mertua.

Sudah pasti ini menjadi beban yang harus saya tanggung, karena si Key hampir 24 jam berada di asuhan saya. Belum lagi ketika si Key sudah menginjak usia 15 bulan dan belum bisa berjalan. Saat itu baru bisa berdiri sendiri dan melangkah satu dua langkah saja.

Bukannya karna apa, karena anak sepupu saya yang umurnya hampir sama dengan usia Key sudah lancar berjalan. Tentu ini menjadi cobaan saya lagi sebagai oarngtua. Beruntung suami tipe yang lebih tenang dari saya, dia selalu mengingatkan "dengarkan saja apa yang mereka katakan tapi jangan terlalu dipikirkan".

Ya begitulah saya membangun rasa kepercayaan diri saya, tidak memikirkan bukan berarti saya mengabaikannya tapi justru saya banyak bertanya dengan teman yang lebih berpengalaman dan tentunya karena sudah bukan sebagai orang kantoran lagi saya bisa mengikuti seminar tentang parenthing. Disinilah saya banyak mendapatkan informasi seputar tumbuh kembang anak.

Saya pun sadar setiap anak memiliki pertumbuhan dan kemampuan yang berbeda. Meskipun si Key sedikit lambat dalam berjalan tapi perkembangan yang lainnya sesuai dengan usianya, bisa dibilang lebih dari yang saya tahu. Begitu juga dengan berat badanya, meskipun tidak gemuk tapi tinggi badan dan geraknya lincah dan sesuai dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).


Saat Demam Menyerang Kembali

Ketika itu tahun 2015 saat liburan idul fitri kami mengajak si Key mengunjungi kampung halaman ibu mertua saya untuk pertama kalinya. Kami berada di Kuningan selama 3 hari 2 malam, cuaca di daerah Kuningan memang berbeda di Jakarta, disana jauh lebih dingin, terutama di malam hari.

Setibanya di Jakarta, badan si Key panas dan diatas 38 derajat celcius. Tapi kali ini karena sudah memiliki pengalaman yang sebelumnya, saya berusaha tidak terlalu panik dan panik, saya melakukan 5 langkah berikut ini :

1. Kompres air hangat

Memberikan pertolongan pertama dengan cara mengompres menggunakan air hangat, karena dengan air hangat dapat langsung pada pusat tubuh sehingga akan menurunkan panas anak secara otomatis, saya sangat menghindari untuk menggunakan alkohol dan air dingin, karena sering kali para orangtua mengompres anak mereka yang demam dengan menggunakan air dingin.

2. Menghindari pakaian yang tebal

Jika si Key demam, saya selalu memakaikan pakaian yang cukup terbuka dan menyerap keringat. Karena saya tahu jika memakaikan anak dengan pakaian yang tebal dan menyelimutinya dengan selimut supaya cepat keluar keringat, anggapan ini tidaklah benar.

3. Memberikan banyak cairan

Sudah pasti jika anak sakit maka nafsu makan dan minumnya menjadi berkurang, namun bagaimanapun saya selalu mengusahakan agar si kecil mendapatkan cairan yang cukup, agar tidak dehidrasi,

4. Minum obat penurun panas

Ini salah satu usaha saya untuk menurunkan panas anak dengan memberikannya obat penurun panas.

5. Segera ke Dokter

Jika dalam jangka waktu 3 hari panasnya tidak turun dan kondisinya semakin lemah, saya pun tak ragu untuk membawa Key ke DSAnya.

Ketika itu saya meminta tolong kepada adik lelaki saya untuk memberikan obat penurun panas, karena kondisinya sudah larut malam dan kebutulan adik sedang berada di jalan menuju dan memintanya untuk mampir ke apotik membelikan obat penurun panas untuk anak-anak.

Adik saya membawa sebotol Tempra Syrup, saya sempet ragu untuk memberikannya kepada si Key karena ini bukanlah obat yang biasa saya berikan kepadanya. Tapi informasi yang adik saya dapatkan dari petugas apotik bahwa Tempra Syrup salah satu obat penurun panas yang dianjurkan.

Akhirnya saya memberikan Tempra Syrup ini kepada si Key, kenapa..?? Ternyata kelebihan dari Tempra Syrup ini :

- Aman di lambung
- Tidak perlu dikocok, larut 100%
- Dosis tepat ( tidak menimbulkan overdosis atau kurang dosis)

Alhamdulillah, ternyata setelah saya memberikan Tempra Syrup kepada Key, demamnya lekas menurun, apalagi dengan rasa anggur yang saya berikan tak sulit untuk Key meminum obat panas ini. Tak butuh waktu lama, kecerian si Key pun kembali lagi dan bermain seperti biasanya.

Jadi, dengan pengalaman ini saya selalu menyediakan Tempra Syrup di rumah dan yang paling penting adalah Tempra ini bisa di peroleh di apotik atau toko obat dekat rumah. Nah, ini pengalaman saya membesarkan si Key, hingga kini usianya sudah 3 tahun dan semakin ceriwis.


Key in Action
Karena anak merupakan salah satu harta kita yang paling berharga, seperti peri kecil yang akan selalu kita ingin jaga setiap malam, maka sudah sepatutnya kita menyangi dan menjaganya dengan sepenuh hati. Tak lupa untuk selalu mendoakannya semoga menjadi orang yang sukses dan berguna di masa depan nantinya. 

Aamin



Disclaimer : Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra


Tidak ada komentar

Terima kasih sudah mampir di Blog saya, semoga bermanfaat.
Tunggu kunjungan balik saya di Blog kalian.

Salam hangat