Pemuda dan Repranding Koperasi di Era Generasi Milenial

Cooperative Talk : Pemuda dan Rebranding
Koperasi di Era Milenial (Dok. KemenkopUKM

Hallo apa kabarnya?

Apa siy yang ada di benak kalian kalau mendengar kata Koperasi?

Dalam perkembangannya, koperasi belum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Meskipun berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah, tapi rasanya masih belum dapat memenuhi kondisi sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat.

Perkembangan teknologi saat ini, ternyata tak diimabangi dengan perkembangan koperasi di Indonesia. Kira-kira apa yang menjadi penyebabnya ya? Generasi milenial yang digadang-gadangkan menjadi bagian penting dalam perkembangan koperasi, apakah dapat diharapkan?

Bisa jadi saat ini koperasi menjadi suatu kata yang antik di mata anak-anak generasi milenial? Jika menoleh kebelakang koperasi diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada tahun 1896 oleh Patih di Purwakarta, Jawa Tengah, R. Aria Wiraatmadja.

Pada zaman orde baru koperasi merupakan pilar ekonomi nasional dan ketahanan pangan nasional, dimana kopersi saat itu hidup untuk membantu program pemerintah untuk kesejahteraan rakyat. Namun, oleh karena itu diperlukan adanya pembaruan brand dari koperasi agar kembali dikenal oleh generasi saat ini.

Generasi milenial yang erat dengan perkembangan arus teknologi, menjadi alasan mengapa kita harus berbenah diri untuk mengimpletasikan teknologi dalam koperasi. Bisa jadi koperasi yang kita kenal saat ini hanya menjadi pelengkap dari kurikulum pelajaran saja, oleh karena itu semua ini harus dirubah supaya menjadi sebuah kebutuhan di masyarakat.

Untuk itu semua, tidak bisa kita serahkan kepada pemerintah saja, tapi peran dari seluruh lapisan masyarakat bisa turut serta. Salah satunya dengan tulisan ini, untuk menginformasikan kepada masyarakat luar mengenai perubahan koperasi di era milenial ini bisa dikatakan salah satu bentuk dukungan saya.

Tepatnya, Jum'at tanggal 27 Oktober 2017 berlangsung di Auditorium Kementrian Koperasi dan UKM RI di JL. H.R. Rasuna Said Kav. 3-4 Kuningan, Jakarta Selatan, saya menghadiri Cooperative Talk dengan tema "Pemuda dan Rebranding Koperasi di Era Milenial".

Deputi Bidang Kelembagaan KemenkopUKM
Bapak Ir. Meliadi Sembiring (Dok.KemenkopUKM)
Acara ini dimulai dengan sambutan dari Deputi Bidang Kelembagaan Kemonkop UKM Bapak Ir. Meliadi Sembiring yang mengatakan beliau telah bekerja selama 35 tahun di Kemenkop dan UKM dan ingin meyaksikan adanya loncatan perubahan di koperasi. Generasi milenial memiliki peran besar untuk perkembangan koperasi, tambahnya.

Evaluasi ini penting untuk dilakukan agar dapat menggerakan perekonomian melalui koperasi, bisa dikatakan harus reformasi total koperasi : rehabilitasi, reorientasi dan pengembangan.

So, menurut kalian ya guys, perlu nggak siy koperasi melakukan rebranding?

Rasanya hal ini perlu dilakukan, agar dapat diterima oleh masyarakat khususnya generasi milenial.

Apa siy Rebranding Koperasi?

Kesempatan penjelasan hal ini disampaikan oleh Sekretaris Deputi Kemenkop UKM, Bapak Bagyo Sudarsono. Dimana rebranding sendiri berasal dari kata re- dan branding, re artinya kembali, sedangkan branding adalah proses penciptaan brand image yang menghubungkan hati dan benak pelanggannya.

Jelasnya, rebranding berarti suatu upaya atau usaha yang dilakukan oleh lembaga/perusahaan  untuk merubah total atau memperbaharui sebuah brand image yang telah ada menjadi lebih baik, dengan tidak mengabaikan tujuan awal perusahaan, yaitu berorientasi pada pelayanan dan profit.

Jadi apa yang perlu diperbaiki dari koperasi untuk keperluan rebranding ini?

Faktor internal yang terkait dengan rebranding yaitu para pengurus koperasi itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah kementrian-kementrian yang terkait dan perbankan.

Kita juga harus cari tahu niy, perilaku generasi milenial sekarang yang harus disesuaikan dengan value koperasi. Misalnya saja koperasi-koperasi yang dekat dengan anak muda, seperi koperasi pramuka, koperasi sekolah harus bisa dijadikan sebagai ikon rebranding.

Evaluasi penting kita lakukan agar dapat menggerakan perekonomian Indonesai melalui koperasi. karena koperasi menjadi salah satu pelaku perekonomian di Indonesia selain BUMN dan BUMD.

Mas Suroto Pegiat Koperasi
Berhubungan akan hal tersebut Mas Suroto selaku pegiat koperasi mengatakan, dimana koperasi itu sebenarnya untuk kepentingan masa depan, koperasi merupakan jenis paguyuban yang anggotanya tidak mengejar keuntungan atau profit, koperasi mengutamakan kesejahteraan para anggotanya, tapi melihat kenyataanya, rasanya miris ya!

Koperasi sendiri bahkan sudah disahkan oleh PBB sebagai intangible heritage yaitu warisan budaya bukan benda, noted!

Rebranding #koperasimilenial seharusnya juga bisa menjadi jawaban untuk persoalan ekonomi keseharian, jika koperasi sudah berkembang dengan baik, maka akan tercipta keadilan sosial.

You know guys? Koperasi itu bisa menjadi alat untuk menyatukan bangsa dalam suasana kekeluargaan lho. Why? Karena konsep koperasi itu tidak mengenal yang namanya majikan dan buruh, tidak ada istilahnya bos dan anak buah

Harapannya para pengerak sebaiknya berjiwa muda dan inovatif untuk menjadi penggerak utama dalam menjadikan koperasi sebagai jalan hidup, apa saja peranan anak Muda yang dibutuhkan?

Peran Pemuda

➧ Pemuda harus merebut isu, wacanakan kopersi sebagai NILAI-NILAI BESAR dengan bentuk kelompok-kelompok epistemik
➧ Menjawab kebutuhan-kebutuhan riel sehari-hari melalui koperasi
➧ Melakukan akselerasi koperasi melalui advokasi regulasi, kebijakan dan pendidikan

Agar koperasi bisa berjalan dengan baik, maka ciptakanlah relevansi koperasi diantaranya :

Ciptakan keadilan sosial ekonomi, setidaknya mengurangi kesenjangan struktural akibatpertumbuhan ekonomi konstan selama 50 tahun terakhir ini.
➧ Ciptakan pembangunan yang ekologis, dengan menempatkan manusia sebagai yang utama.
Ciptakan stabilitas politik, hal ini perlu karena relasi sosial yang terjadi tidak lagi bias kelas.
Ciptakan pembangunan berkelanjutan, karena berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan dasar (ekonomi domestik) dan tidak profit oriented.

Hadir pula dalam acara ini Bapak Pendi Yusuf selaku Kopindo, merupakan Koperasi Pemuda Indonesia yang dipimpin oleh dirinya. Pada kesempatan itu Bapak Pendi Yusuf mempertanyakan, kenapa koperasi Mahasiswa terkesan eksklusif, padahal seharusnya terbuka untuk umum.

Bapak Pendi Yusuf Pendiri Kopindo
Padahal Koperasi Mahasiswa merupakan UKM yang paling kaya karena merupakan  kegiatan bisnis yang dapat mensejahterakan mahasiswa. Menurutnya juga, jika kita ingin mengoptimasi rebranding koperasi dapat dilakukan melalui social media managemant.

Kelak dengan adanya pemuda yang sudah berkecimpung di dalam bisnis koperasi, maka akan mendatangkan banyak keuntungan, dengan cara sebagai berikut :

➧ Penyebarluasan praktek tatakelola koperasi yang baik melalui teknologi informasi
➧ Pemuda dan mahasiswa menjadi creator dalam menciptakan karya kreatif
➧ Memviralkan keberhasilan koperasi melalui social media, contohnya youtube
➧ Menciptakan iklan yang menarik bagi koperasi yang perlu ditingkatkan dari sisi brandnya
➧ Pemuda biasanya pandai membuat tagline yang menarik
➧ Menciptakan aplikasi-aplikasi yang bermanfaat bagi bisnis koperasi
➧ Para pemuda seharusnya bisa menjadi motivator bagi kalangan pemuda yang lain

Yuuk, sudah saatnya koperasi bisa memanfaatkan era digital ini dan semakin banyak genarasi milenial yang melek dan turut terlibat dalam mengembangkan koperasi di Indonesia.

Sudah waktunya rebranding koperasi harus dilakukan secara menyeluruh sampai ke akar sendi masyarakat.

Foto Bersama Seluruh Peserta dan
Narasumber Cooperative Talk
Seusai Acara(Dok. KemenkopUKM)




1 komentar

  1. Waw diriku juga baru tau kalau koperasi itu udah masuk warisan budaya. Keren ya. Koperasi di manapun itu moga dibuat untuk membantu masyarakat, jadi ketika butuh pinjaman pun, masyarakat nggak lari ke rentenir.

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir di Blog saya, semoga bermanfaat.
Tunggu kunjungan balik saya di Blog kalian.

Salam hangat